“Hai, Flea!” saat aku melihat kebelakang, hatiku langsung berdetak cepat. Ternyata itu adalah kennedy, dia adalah ibu Alvin.
Alvin adalah cowok yang sedang kutaksir.
Tapi sayangnya, aku tidak bisa mengatakan aku sedang naksir dia karna jika aku mengatakan nya, itu berarti dia adalah cowok satu-satunya yang kutaksir, padahal aku sedang tergila-gila dengan cameron smith yang akhir-akhir ini unggul dalam kategori cowok yang Kutaksir, Terbaik, Yang membuat ku tergila-gila dan memberikan semangat dalam hidupku.
“Iya, ada apa?” jawabku.
“Flea, sebenarnya aku tidak suka mengatakan ini padamu, tapi aku membutuhkan mu. Sangat-sangat membutuhkan mu. Apa kau bisa menjaga meaghan sabtu malam? Aku tahu kau sibuk karna ini tahun terakhir mu di jhs, dan aku tahu ini benar-benar mendadak.”
Oke, kennedy bicara panjang lebar tanpa menghela nafas. Aku heran ternyata dia bisa melakukan hal itu. Lalu ia menghela nafas nya dan melanjutkan ceritanya lagi.
“Aku minta maaf Flea, tapi aku membutuhkan mu. Pengasuh yang biasa datang sedang sakit, dan aku memiliki tiket teater yang harus kudatangi. Ini nomorku 1313-1919.”
Dia terus saja bicara tanpa memperdulikan ku. “benar-benar payah!” kataku dalam hati.
“Akan ku lihat nanti, tenang saja. Aku bisa mengajak meaghan ke rumah, atau jalan-jalan di taman.”
“Oke, Terima kasih Flea. Kau memang anak yang baik.”
“Sama-sama. Aku kan memang biasa menjaga Meaghan pada akhir pekan.”
“Terimakasih, Flea...”
“sama-sama.”
Sebenarnya, ini benar-benar payah! Aku memang biasa menjaga meaghan pada akhir pekan tapi untuk pekan ini aku akan pergi dengan cameron. Payah, benar-benar payah!. Aku hanya bisa bergumam saja dalam hati. Menyimpan kegondokan ku dan menebar senyum pada kennedy seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Kennedy memang menyebalkan! sangat, sangat! Aku terpaksa membatalkan emm.. maksudku menundanya karna jika aku mengatakan “batal” aku tidak akan pernah bisa berkencan maksudku hanya sekedar jalan-jalan tapi menyenangkan. Karna aku tidak sekelas dengan nya dan kami pun jarang bertemu.
Aku bingung, kenapa aku harus sekelas dengan Alvin. Cowok giting yang menyebalkan yang tidak pernah puas mengganggu ku. Padahal kalau di lihat-lihat masih banyak hal-hal penting yang harus ia kerjakan. Atau mungkin mengganggu ku adalah hal penting yang harus ia lakukan. Setidaknya dia sudah melakukan hal penting yang harus ia lakukan. Hmmm.... aku jadi bingung apa yang barusan ku katakan.
Dia memang menyebalkan, tapi akhir-akhir ini aku menyukainya. Bahkan cameron yang tadinya ada di chart teratas menjadi kedua karna Alvin telah mengalahkan nya.
Alvin pindah ke Perancis dari Canada musim panas ini, karena ayahnya mendapat pekerjaan di Paris. Ya, sebenarnya dia kembali ke Perancis karna memang waktu kecil ia tinggal di sini.
Aku juga pernah sekelas dengan Alvin waktu kelas satu. Aku masih ingat waktu pertama kali aku bertemu dengan nya. Aku tidak begitu memperhatikan nya, karna aku memang sedang sibuk menarik perhatian cameron dari pada memikirkan siapa cowok baru itu.
Hari kedua, Alvin memperkenalkan diri, lalu kami berdua bicara sebentar kemudian dia berkata “kita akan bertemu jika kau menjaga meaghan.” “aku tidak suka menjaga anak kecil.” Kataku, lalu ia berkata “yah, jadi kau tega membiarkan aku sendirian tiap sabtu malam.” “kurasa juga begitu.” Kataku
Ini benar-benar payah, fikirku.
Tetapi semakin lama aku dekat dengan nya, tidak salah lagi, radarku yang bisasanya hanya aktif untuk mendeteksi cowok-cowok yang benar-benar aku suka sedang rusak saat pembicaraan pertama kami, karena sabtu kemarin radarku kembali aktif lagi.